Suatu hari seseorang merasa mampu untuk bertahan di kala apa yang ia miliki pantas untuk diperjuangkan, hingga kesabaran telah membayar semua yang ia inginkan. Namun, saat kehadiran apa yang ia inginkan ada dan mampu didapatkannya, hal itu membuat ia lengah dalam memperlakukan apa yang ia punya dengan sebaik-baiknya.
Hingga suatu ketika ada maupun tak ada kejadian sekejap semua yang ia dapatkan hilang ataupun rusak. Dan hal ini membuat hatinya bersedih, hingga ia harus memulai kembali bersabar dan mengerti bahwa kesabaran yang ia punya nyatanya tak pernah memiliki akhir yang indah, dan sengaja ataupun tidak nyatanya Sang Pemilik kekuatan tak ingin melihatnya bahagia dalam kurun waktu yang panjang.
Karena sang pemilik cinta sadar bahwa, hanya dengan cara merusak dan menghilangkan sesuatu itu ia dapat kembali mengadu dan meminta harap hingga terduduk dalam balutan tangis yang kan pecah, dan ia pun baru tersadar bahwa semua ini hanya ilusi semata. Yang akan membawanya kembali dalam pelukan cinta sejatinya.
‘Karena selama ini ia telah pergi dan amnesia dalam kurun waktu yang singkat, dan membuat sang pemilik cinta cemburu dengan apa yang ia pinta’
Sadar maupun tak sadar inilah kisahku yang belum pandai dalam mensyukuri apa yang Tuhan berikan, dan sesekali lupa untuk menjaga dan merawat apa yang kumiliki, hingga Allah mengambil lagi apa yang telah kupinta. Namun ku berharap mulai malam ini aku mampu untuk menjadi sosok yang mengerti apa arti sebuah pemberian, dan mengerti bagaimana sikap diri dalam mensyukuri apa yang kumiliki saat ini.
‘Hingga suatu hari aku tak lagi membuat Allah kecewa dengan apa yang telah ia berikan padaku’
Terlebih jika memang hadirmu juga menjadi salah satu wujud cinta Allah padaku, dan wujud nyata atas suatu permintaan yang pernah kupinta, yang kusadari hingga hari ini. Di saat semua orang telah mengetahui bagaimana diriku, tanpa mereka mengetahui bagaiman aku tumbuh dan berproses menjadi seorang remaja dewasa yang tak selamanya ada dalam kepompong kedamaian.
Hari dimana 22 tahun yang lalu aku hanya sebuah janin yang belum mengerti
Apa Itu Cinta?
Bagaimana Caranya Mencintai?
Dan Untuk Apa Ada Cinta?
Namun kini, dengan segala kebesaranNya, nikmatNya dan rahmatNya diri ini mampu tumbuh. Dan dengan kebaikanNya yang telah mengirimkanku dua sosok malaikat terbaik dalam hidupku yang tak pernah lengah dalam membersamaiku dan mendoakanku hingga tumbuhlah aku menjadi sosok yang dapat kau kenal dan mengenalmu dengan rasa yang tak pernah kumiliki sebelumnya.
Dan hari ini detik ini malam ini aku sadar bahwa kehidupan ini hanyalah sebuah imajinasi yang menjadi tempatku untuk mencari sebuah bekal untuk kembali pulang, ke rumah abadi yang telah Allah siapkan di akhirat kelak, dan bagus buruknya arsitektur rumah itu semua tergantung dari banyak sedikitnya amalan qabliyah dan ba’diyah yang ku jalankan selama ini,
‘ya’
walaupaun sesekali setan-setan itu tertawa saat melihat diri ini berada dalam keadaan lengah, tapi dengan segala tenaga dan upaya yang kumiliki, aku yakin mampu untuk memiliki rumah indah di akhirat kelak, dan hidup bersama orang-orang terbaik yang telah Allah pilihkan dalam suatu golongan kehidupan.
Hari dan tanggal yang terulang kembali ini sejatinya bukanlah suatu tanggalan sakral yang membuatku bahagia, namun jika ingin lebih kita sadari kembali semua itu menjadi bentuk isyarat bagi kita untuk kembali mengingat kepadaNya bahwa semua ini adalah titipan dalam bentuk nikmat yang tak terkira, umur yang panjang, kesehatan yang baik, nikmat yang banyak hingga ilmu yang bermanfaat ini membuat diri setiap hamba Allah lupa siapa dirinya, yang tak mampu berdiri tegak tanpa ridha dan kekuatan dariNya.
Hari ini menjadi batas dari sebuah hitungan umur yang bertambah yang menjadi alamat bahwa kehiduapan ini semakin mengajarkanku akan nikmat Allah yang benar-benar tak dapat kupungkiri, dan sampai saat aku sadar bahwa pengorbanan seorang ibu yang telah bertaruh nyawa demiku seketika datang dan menyelinap dalam benakku….
Karena sejatinya hari ini kudapat menghitung sebanyak itu perngorbanan yang telah beliau berikan untukku, tanpa meminta sepeserpun balasan dariku, sosok anak yang belum bisa memberikan sesuatu berharga kecuali do’a yang dapat membuatnya bahagia…..
“وَإِذَا كُنْتَ فِيْ نِعْمَةٍ فَارْعَهَا # فَإِنَّ الْمَعَاصِيَ تُزِيْلُ النِّعَم”
Dan tatkala engkau sedang berada dalam sebuah nikmat, maka jagalah ia
Karena sesungguhnya maksiat-maksiat itu menghilangkan nikmat
Kediri, 11 Desember 2022