Inspiring Menulis – Bolehkah merayakan ritual malam 1 Syuro untuk menyambut bulan Muharram?
Datangnya tahun baru Islam erat kaitannya dengan malam satu Syuro serta beragam tradisi atau perayaannya. Bulan Muharram atau Syuro merupakan bulan yang diyakini oleh umat Islam sebagai bulan suci atau bulan istimewa. Melakukan amalan-amalan kebaikan di bulan tersebut akan mendapat pahala yang berlipat ganda. Dalam budaya masyarakat Jawa, malam peringatan tahun baru tersebut dianggap sakral. Mereka memiliki beberapa tradisi untuk memperingati malam satu Syuro.
Ketika malam satu Syuro beberapa umat Islam Jawa melakukan ritual yang mendekatkan diri kepada Tuhan melalui cara melakukan sholat tolak bala’, membersihkan diri serta melawan hawa nafsu manusiawinya. Oleh karena itu, mereka menjalankan upacara individu, seperti tirakat, lelaku atau perenungan diri. Ada juga yang melakukan selametan khusus selama seminggu.
Masyarakat kejawen pada zaman dahulu telah meyakini bahwa musibah dan bencana datang pada malam satu Syuro juga dikenal sebagai tradisi ruwatan untuk membuang sial. Padahal, malam satu Syuro adalah malam yang penuh kemuliaan bagi umat Islam.
Dalam agama Islam, bulan Muharram merupakan salah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.
Allah ta’ala berfirman pada surat At-Taubah ayat 36 :
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Yang artinya: ”Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dalam bulan empat itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketauhilah Allah bersama orang-orang yang bertaqwa.”
Pada malam satu Syuro, umat Islam melakukan amalan-amalan awalusannah, yaitu setelah magrib tanggal satu Muharram dianjurkan membaca doa tahun atau satu Syuro, namun sebelum membaca doa awal tahun sangat dianjurkan membaca Sholawat Nabi.
(اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ )
Baqiyatus sholihat (سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ ).
Di dalam agama Islam juga dianjurkan melakukan puasa asyura pada tanggal satu muharram sampai tanggal ke sepuluh bulan Muharram.
Ada banyak sekali mitos pada bulan Syuro yang dipercaya sebagian masyarakat Jawa, terutama umat Islam, di antaranya adalah tidak diperbolehkannya melakukan acara pernikahan; karena hal tersebut diyakini akan mengakibatkan tidak langgengnya pernikahan; tidak diperbolehkannya pindah rumah; kembalinya arwah leluhur ke rumah; mengunjungi tempat-tempat sakral dan keramat, contohnya mengunjungi makam keramat untuk memperoleh kekayaan, pelaris rezeki hingga jodoh. Namun, ada juga ritual melempar sesaji, makanan, kurban ke laut dianggap sebagai sebuah sedekah.
Selain itu ada yang melakukan ritual mandi di tempat-tempat yang mempunyai kronologi mistis dengan tujuan supaya awet muda. Karena dawuh para kyai, jika mitos-mitos tersebut diyakini empat puluh waliyullah maka akan menjadi fakta.
Menyikapi ritual-ritual atau adat istiadat dalam pandangan Islam selama tradisi tersebut bukan suatu hal yang di haramkan, maka tidaklah masalah. Dalam kalangan madzhab Hanbali di kitabnya Al-Funun, sebagaimana dikemukakan Ibnu Rajab Al-Hanbali dalam kitab Al-Adab Asy-Syar’iyyah Ibnu Aqil menyatakan “Tidak etis menentang tradisi masyarakat kecuali tradisi yang diharamkan.” Justru kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bentuk rasa syukur kita dan kebahagiaan menyambut tahun baru Hijriyah.
Sumber gambar: fakta9.com & pexels.com