andalusia - Inspiring Menulis -tom-podmore

Menelusuri Sosok al-Qurthubi

Bagikan

Inspiring.my.id – Berbicara keilmuan dalam bidang tafsir kita mengenal sesosok yang bernama al-Qurthubi beliau salah satu ulama yang cerdas, produktif dan banyak mendapat apresiasi dari kalangan ulama. Dalam karyanya al-suyuthi yang berjudul “thabaqat al-mufassirun” terdapat 130 mufassir, sekurangnya ada 6 mufassir yang dinisbahkan kepada al-qurthubi, antara lain: Baqi` bin Makhlad bin Yazid Abu Abd al-Rahman al-Andalusi al-Qurthubi (201-276 H/816-889). Abd al-jalil bin musa bin Abd al-jalil Abu Muhamad al-Anshari al-Andalusi al-Qurthubi (w 608H.1211 M). Abd al-Rahman bin Marwan bin `Abd al-Rahman al-Anshari al-Qurthubi (341-413 H/952-1022 M). `Ubaydullah bin Muhammad bin Malik Abu` Marwan al-Qurthubi (340-400 H/951-1009 M). Abu `Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Maliki al-Qurthubi(w 671 H/1273 M) (Faizah, 2011).

162-Al-Idrisi - inspiring menulis

Memiliki nama lengkap Abu `Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Anshari al-Maliki al-Qurthubi (W. 671H/1273 M). Beliau lahir di lingkungan keluarga petani dicordoba pada 580 H/1184 M, yaitu pada masa kekuasaan Bani Muwahhidun–nama suatu kerajaan Islam di Magrib Afrika Utara yang pada mulanya merupakan gerakan keagamaan yang didirikan oleh Abu Abdullah Muhammad Ibn Tumart (1080-1130)(Syahreni, 2013). Meninggal dunia di Mesir pada malam Senin, 9 Syawal 671 H. Makamnya di el-Meniya, di timur sungai Nil dan berbagai kalangan sering kali mengunjungi makamnya. Sehingga pada tahun 1971 M disana dibangun masjid dengan nama masjid al-Qurthubi. Imam al-Dzahabi mengatakan, “Dia adalah seorang imam yang memiliki ilmu yang luas dan mendalam, Ia juga memiliki sejumlah karya yang sangat bermanfaat dan menunjukkan akan luas pengetahuannya dan sempurna kepandaiannya.”

Diantara Karya-karyanya : Al-Jami’ liahkam al-Qur’an wa Al-Mubayyin Lima Tadhammanahu Min As-Sunnah wa Ayi Al-Furqan, yang biasa dikenal “tafsir al-qurthubi”, berjumlah 20 jilid (Jufriyadi, 2018). At Tadzkirah fi Ahwali l Mauta wa Umuru l Akhirah, at Tidzkar fi Afdhali al Adzkar, al Asna fi Syarhi Asma’illahi al Husna, Syarh at-Taqashshi, al I’lam bi Maa fi Din an-Nashaara Min al Mafasid wa al Auham wa Idzhar Mahasin Din al Islami, Qam’u al Harsh bi Az-zuhd wa al Qana’ah, Risalah fi Alqam al Hadits, Kitab al Aqdhiyyah, Al Mishbah fi al jam’I baina al Af’aal wa sh-Shahah, al Muqtabas fi Syarh muwaththa’ Malik bin Annas, Al Luma’ fi Syarh Al Isyrinat An-Nabawiyyah.

Karya-karya ini merupakan hasil dari belajarnya kepada guru-gurunya terdahulu . Di antara guru-gurunya adalah: Abu Muhammad Abdul Wahhāb bin Rawāj al Iskandaranī (w. 648 H.), seorang pakar hadis dengan madzhab maliki; Ibnu al-Jumayzī (w. 649), beliau adalah ulama dalam bidang hadis, fiqih dan qirâ’ah, bermazhab Syafi‘I; Abū Abbās Ahmad bin Umar bin Ibrahim al-Mālikī al-Qurtubī penulis buku atau kitab “Al-Mufhim fi al-Syarhi Shahih Muslim”; Abu Ali al-Hasan bin Muhammad bin Muhammad al-Bakri al-Hafidz; dan Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali bin Hafs al Yahsyībī (Jufriyadi, 2018).

Kitab tafsir al-Qurthubi terkenal dengan banyak mengurai isi ayat-ayat kandungan al-qur`an yang objek kajiannya lebih prioritas terhadap persoalan hukum, sehingga dinamakan dengan “ al-Jami` li Ahkam al-Qur`an wa al-Mubayyin lima Tadhammanah min al-Sunnah wa ayi al-Furqon”. Beliau menafsirkan alquran bil ma`tsur (periwayatan), dapat dibuktikan dengan memunculkan banyak hadis Nabi maupun pendapat para sahabat tapi ada beberapa dengan bi ra`yi (Faizah, 2011). Misal, dalam pembahasan surat al-Baqarah, al-Qurthubi membahas dari turunnya ayat serta keutamaannya dengan menampilkan banyak hadist sebagai dalil, kemudian masuk ke pembahasan ayat beserta permasalahan di dalamnya (dengan berdiskusi tentang pendapat-pendapat ulama berserta argumen masing-masing). Setelah itu “tarjih” dengan mengambil pendapat yang benar dalam anggapannya.

Al-Qurthubi juga mendetail pembahasan dalam kitabnya, seperti beliau membagi pembahasan surat al-Fatihah menjadi empat bab :
1.Membahas tentang keutamaan dan nama-nama surat tersebut.
2.Membahas tentang asbabun-nuzul dan 20 masalah hukum fiqh yang berkaitan dengan surat ini.
3.Membahas tentang ta`min (membaca amin) dengan 8 permasalahan.
4. Mengulas kandungan-kandungan surat terbeut dari beberapa aspek: pemaknaan, i`rab, dan keutamaan orang-orang yang memuji dengan 36 masalah.

Dalam tafsirnya, al-Qurthubi menggunakan metode tahlili yang mana ia menguraikan dan menjelaskan seluruh aspek yang berada dalam suatu ayat serta pengertian yang dituju. Sebagai contohnya dalam surat al-Fatihah dan al-Baqarah yang telah dijelaskan di atas tadi.

Al-farmawi membagi corak tafsir menjadi 7: Al-Ma`sur; Al-Ra`yu; Sufi; Falsafi; Fiqhi; Ilmi; dan Adabi Ijtima`i. Corak dalam penafsiran al-Qurthubi ialah “Fiqh”, sehingga disebut tafsir ahkam. Sebagaimana latar belakang sang mufassir itu sendiri dan pengklasifikasian yang dilakukan para pengkaji tafsir serta pembahasan-pembahasan dalam tafsiran a-Qurthubi dalam kitabnya itu sendiri.

Sumber gambar:
islamrohmtanlilalamiin.blogspot.com
mediaansorbuaran.com
unplash.com

*)Penulis merupakan mahasiswa double degree Quranic Science di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Law Science di Universitas Suryadarma

Dapatkan Promo spesial sekarang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bagikan

Kirim Artikel

Ingin menulis di Inspiring Menulis? Berikut cara mudah untuk mengirim artikel.

Berita terbaru

Masuk | Daftar

Masuk atau daftar dulu biar bisa komen, bikin konten dan atur notifikasi konten favoritmu. Yuk!

Atau Gunakan