Mengenyam pendidikan di sekolah favorit ataupun perguruan tinggi favorit merupakan cita-cita setiap insan, dengan alumninya yang telah melegenda, menimbulkan rasa mengikuti jejak para pendahulu. Menjadi orang yang bermanfaat merupakan cita dan harapan setiap orang, siapa yang tidak ingin menjadi demikian? Namun, dewasa ini banyak kawula muda yang hanya bercita-cita tinggi bahkan ingin menjadi orang berpengaruh namun hanya bergelut di atas kasur dan sibuk dengan gawainya. Ketika ia dapat produktif dengan fasilitas yang ada merupakan sebuah pencapaian yang hebat bahkan dapat diapresiasi setinggi mungkin, tapi ketika semua fasilitas ini hanya melalaikannya, inilah awal titik kehancuran dirinya dan bangsanya.
Almamater yang telah diakui akan kualitasnya tidak dapat mampu mengubah seorang insan untuk melakukan perubahan pada dirinya, karena hakikat seorang siswa ataupun mahasiswa adalah seorang penuntut ilmu, dia harus aktif menjelajah perpustakaan, aktif dalam diskusi, browsing sana browsing sini dan lain sebagainya. sebagai contoh: A dan B merupakan mahasiswa dari sebuah universitas yang terkenal akan alumninya yang banyak berpengaruh di kancah nasional maupun internasional. A merupakan seorang aktifis di organisisai, aktif di kelas, tidak mengeluh dengan tugas yang sering diberikan oleh dosen, Sehingga membentuk karakter yang disiplin, semangat dan tidak mudah putus asa, ia tidak akan pernah berhenti dalam suatu pekerjaan kecuali ia telah menyelesaikannya. Di sisi lain, B merupakan teman satu jurusan bahkan sekelas dengan A, namun ia hanya datang ke kelas, duduk, absen dan setelah itu pulang, tugas hanya ia kerjakan agar tidak mendaoat murka dari dosen apalagi dosen yang terkenal killer. Tanpa adanya kegiatan lain yang ia ikuti, tanpa ia sadari dia hanya mengikuti arus yang ada, permalahan-permasalahan yang ia hadapi itu-itu saja. Tanpa penjelajahan ke dunia luar atau sering disebut katak dalam tempurung, karakter yang terbentuk pada dirinya tidak akan berkembang, akan tetap sepaneng tanpa adanya perkembangan.
Perumpamaan di atas adalah gambaran yang terjadi pada dewasa ini, mahasiswa yang hanya bermodalkan nama besar almamater dan tidak ingin mengeksplor dirinya apalagi dunia luar akan lambat bahkan tidak berkembang sama sekali alias nihil. Padahal teknologi sebagai alat penunjang sungguh sangat pesat perkembangannya pada dewasa ini.
Sebagai seorang mahasiswa yang didambakan untuk menjadi generasi penerus perjuangan bangsa, mulailah dari sekarang kita mulai mengembangkan diri sendiri, tak selamanya kita harus bergantung dengan lingkungan, kenapa bukan kita yang membentuk lingkungan?
- Membaca buku
Sering kali kita mendengar term ini, namun bukan hal mudah untuk memulainya apalagi dengan minat baca yang kurang, dan bagaimanakah solusinya? Kita dapat mencoba dengan membaca buku-buku yang telah direkomendasikan oleh dosen. Karena ini merupakan titik awal untuk memahami apa yang ingin disampaikan oleh dosen. Ketika kita bisa mengikuti apa yang disampaikan oleh dosen, rasa suka dan penasaran akan tumbuh dengan sendirinya.
- Tugas adalah kebutuhan bukan kewajiban
Ketika seseorang dapat memahami hakikat dari sebuah tugas, ia akan berusaha untuk menyelesaikannya. Namun ketika seorang mahasiswa hanya mengeluh dengan tugas yang ada, tujuan yang ingin disampaikan dosen tidak akan pernah terwujud, karena ia belum mampu memahami apa yang sebearnya ia hadapi. Hasil ataupun nilai bukanlah satu-satunya hal yang ada di balik tugas tersebut, namun proses itu yang akan membentuk jiwa dan karakter seorang mahasiswa. Bukan hanya tugas tertulis, tugas lapangan akan membentuk karakter lebih seseorang dengan semua lika-liku yang ia alami.
- Jangan malu bertanya
Satu kesalahan seseorang yang merasa pandai adalah malu untuk bertanya, ia beranggapan bahwa ketika ia bertanya merasa dirinyha lebih rendah daripada orang lain. Pada hakikatnya bertanya adalah salah satu jalan untuk memahami suatu hal yang belum kita mengerti, dan bertanya tidak
Penulis : Najwa Shidqi